Berita ini diberdayakan untuk medcom.id
Jelang hasil pertemuan Federal Open Market Committee (FOMC) nilai tukar rupiah diprediksi menguat. Rupiah diyakini bergerak di level Rp14.515 sampai Rp14.588 per USD, sejalan dengan hadirnya katalis positif baik dari dalam negeri maupun luar negeri.
Senior Analyst CSA Research Institute Reza Priyambada mengatakan biasanya rupiah melemah menjelang pertemuan FOMC tetapi kali ini berbeda. Rupiah bisa mencuri kesempatan untuk menguat karena pelaku pasar tidak terlalu reaktif menyusul sikap the Fed yang dinilai lebih menahan diri untuk kenaikan suku bunganya.
© Annisa ayu artanti Jelang Hasil Pertemuan Fed, Rupiah Diprediksi Perkasa
Keputusan the Fed yang sudah diprediksi pasar untuk menahan suku bunganya terjadi seiring potensi perlambatan yang terjadi pada ekonomi Amerika Serikat. “Diharapkan Rupiah masih dapat mengambil kesempatan tersebut untuk kembali menguat,” kata Reza, seperti dikutip dari riset hariannya, di Jakarta, Rabu, 19 Desember 2018.
Ia menambahkan penguatan rupiah sudah terjadi pada penutupan perdagangan kemarin. Rupiah mampu berbalik menguat dibandingkan dengan sehari sebelumnya. Bahkan berdasarkan data Bloomberg level rupiah pada perdagangan kemarin berada di Rp14.501 per USD.
Penguatan tersebut dipicu oleh pelemahan USD seiring dengan sikap pelaku pasar yang skeptis terhadap kondisi ekonomi Amerika Serikat yang dinilai mengarah ke resesi akibat masih adanya imbas perang dagang dengan Tiongkok.
“Di sisi lain, pelemahan USD pun seiring dengan nada dovish yang disampaikan oleh the Fed dan belum usainya perseteruan antara Presiden Trump dengan the Fed terkait penaikan suku bunga the Fed yang terjadi,” pungkas Reza.(Annisa ayu artanti)
More Stories
AL QUR’AN BUKAN KARANGAN RASULULLAH SAW
RI Masuk 10 Negara Pengutang Terbesar di Dunia
Memilukan, pria interseks di Thailand punya dua kelamin