
Kiriman; Eddy Boekoesoe
Editor; LM Arfan Nasiru
Jika orang bertanya, apakah buktinya jika Al Qur’an itu dari Allah SWT dan bukan karangan Muhammad Rasulullah SAW.
Dengan tersenyum ramah jawablah, Insya Allah saya akan jawab secara ilmiah. Semoga Anda pun memikirkan jawaban Saya ini dengan pikiran yang jernih tanpa dipengaruhi subyektivitas dan fanatisme kelompok.
Bukti pertama.
Analisa sejarawan terbukti bahwa memang Muhammad SAW terbukti Ummi atau buta huruf dan tidak pernah sekolah karena memang pada masa itu belum ada sekolahan.
Masyarakat Arab belum mengenal pengetahuan seperti ilmu politik, ekonomi, matematika, sosiologi, kenegaraan, ilmu etika dll. Mungkinkah orang yang buta huruf dan tidak berpengetahuan bisa bicara masalah hukum, tata negara, sistem ekonomi, etika dan lain-lain yang semua pembicaraan tersebut ada di dalam kitab Al Qur’an ?
Tentu saja jawabannya tidak mungkin, artinya bahwa Al Qur’an bukan karangan Muhammad SAW.
Logikanya, tidak mungkin orang buta huruf yang tidak memiliki pengetahuan yang memadai – bisa bicara hukum, kenegaraan, undang undang kemasyarakatan, akhlaq, sosiologi dan ratusan kalimat bijak secara spontan dengan bahasa yang memukau para ahli bahasa di seluruh dunia.
Bukti kedua.
Al Qur’an banyak bicara tentang sejarah, sejak zaman Nabi Adam AS hingga Nabi Isa AS sedangkan Nabi Muhammad SAW tidak pernah dapat informasi tentang sejarah hidup mereka.
Cerita tentang Nabi Musa AS dan Nabi Isa AS sangat lengkap yang membuat seorang pendeta merasa sangat bersyukur karena ternyata di dalam Al Qur’an ada pembelaan terhadap kesucian bunda Maria yang oleh orang Yahudi dituduh telah berzina hingga melahirkan Nabi Isa AS.
Dari mana asal-muasalnya dan bagaimana Nabi Muhammad SAW mendapatkan rangkaian cerita seluruh kisah para Nabi tersebut padahal di Mekah dan Madinah ketika itu hampir tidak ada orang Kristen.
Jelas akal sehat kita akan menolak jika dikatakan Al Qur’an karangan Nabi Muhammad SAW. Begitu juga cerita tentang Nabi Musa AS yang sangat lengkap padahal orang Yahudi tidak ada yang mengajarkan Kitab Taurat kepada Nabi Muhammad SAW yang kala itu tinggal di Mekah. Sementara di Mekah hampir tidak ada orang Yahudi.
Bukti ketiga.
Dahulu kala ada seorang pelaut Eropa yang diatas atau didalam kapalnya ada Al Qur’an terjemahan. Sekedar mengisi kekosongan selama dalam pelayaran Pelaut itu iseng membaca Al Qur’an terjemahan tersebut.
Beliau sangat terpesona dengan pembicaraan dalam Al Qur’an tentang lautan, badai dan lebih terpesona lagi terkait bahasanya yang sangat dalam dan puitis.
Ketika berlabuh di India, Dia bertanya-tanya kepada Muslim disana tentang Nabi Muhammad SAW. Dari muslim India tersebut, Dia memperoleh keterangan bahwa Nabi Muhammad SAW hidup di tengah gurun pasir dan tidak pernah melihat lautan.
Pelaut itu kemudian sangat yakin bahwa mustahil Al Qur’an karangan Nabi Muhammad SAW yang bisa dengan sangat indah melukiskan tentang lautan padahal Dia sendiri tidak pernah melihat laut. Singkat cerita, Pelaut itu segera memutuskan masuk Islam.
Bukti keempat.
Pada surah al Furqan ayat 53 Allah SWT berfirman : Dan Dialah ( Allah ) yang membiarkan dua laut yang mengalir berdampingan, yang satu tawar dan segar yang lainnya asin dan pahit. Dan Dia jadikan diantara keduanya dinding dan batas yang tidak tembus.
Dari mana Nabi Muhammad SAW, lelaki gurun pasir itu tahu padahal Beliau tidak mengerti sedikit pun tentang lautan dan bahkan dua laut yang beda rasa dan warna itu pada masa hidup beliau belum ditemukan orang.
Jadi sekali lagi, tidak mungkin Al Qur’an tersebut karangan Nabi Muhammad SAW.
Bukti kelima.
Pada masa hidup Nabi Muhammad SAW, ada dua negara imperium yaitu Romawi dan Persia. Dua imperium ini sering kali berperang dan suatu saat Persia berhasil mengalahkan Romawi.
Hal itu membuat masyarakat musyrik Mekah menjadi gembira karena orang Persia juga penyembah berhala. Sebaliknya orang Islam bersedih karena Romawi menganut agama Nasrani yang seakar dengan Islam.
Kemudian turunlah ayat menghibur orang Islam yaitu surah Ar Rum ayat 2, 3 & 4 yang menjelaskan bahwa beberapa tahun lagi akan kembali terjadi peperangan yang akan dimenangkan oleh Romawi sehingga umat Islam yang pro Romawi pun menjadi gembira.
Ayat tersebut menjadi bahan tertawaan kaum Musyrik Qurais dan dianggap sebagai bualan Nabi Muhammad SAW karena waktu itu Romawi terlihat sudah sangat lemah.
Maka Abu Bakar menantang orang musyrik untuk bertaruh dengan belasan ekor unta. Tantangan diterima oleh musrik Qurais dan Tujuh tahun kemudian apa yang di katakan Al Qur’an – perangpun kembali terjadi dan Romawi menang.
Jika Al Qur’an bukan dari Allah SWT dan hanya sekedar karangan Nabi Muhammad SAW, tentu saja Beliau tidak akan bisa meramal sesuatu yang akan terjadi dimasa depan.
Bukti keenam.
Disuatu saat, seluruh ahli bahasa dan ahli syair dari kalangan musyrik Qurais mengakui secara jujur bahwa kalimat-kalimat Al Qur’an sangat tinggi kandungannya, sangat indah susunan kata-katanya dan sangat memukau.
Tdk ada sebelumnya kalimat-kalimat cerita, nasehat dan kalimat berita yang ditulis manusia – yang sebagus Al Qur’an hingga orang Qurais pun menjuluki Nabi Muhammad SAW sebagai tukang sihir yang kata-katanya bisa memukau semua org.
Dan bukti yang lebih mencengangkan lagi, dari jutaan kitab yang pernah ada di dunia ini – hanya Al Qur’an satu-satunya kitab yang bisa dihafal secara pas kata demi kata oleh jutaan orang.
Bahkan orang yang tidak mengerti bahasa Arab seperti ribuan anak-anak Indonesia, mampu menghafal Al Qur’an yang lebih dari 600 halaman. Sementara itu, Pastur dan Pendeta tidak akan mampu menghafal kitab Injil (Bibel) kata demi kata secara pas, walau hanya 100 halaman saja.
Hal ini menunjukan bahwa Allah SWT sebagai yang menurunkan Al Qur’an telah mengatur sedemikian rupa sehingga memudahkan bagi semua orang untuk menghafalnya.
Bukti ketujuh.
Surah Yunus ayat 92 diceritakan bahwa jasad Fir’aun musuhnya Nabi Musa AS akan diselamatkan Allah SWT. Padahal peristiwa sejarah Nabi Musa AS dan Fir’aun tersebut terjadi 1.200 tahun sebelum masehi.
Pada awal abad ke-19 thn 1896 seorang ahli purbakala, Loret menemukan di lembah raja-raja Luxor Mesir, satu mumi yang dari data-data sejarah terbukti bahwa Dia adalah Fir’aun yang bernama Maniptah.
Pada tanggal 8 Juli 1908, Elliot Smith mendapat izin untuk membuka pembalut Fir’aun dan ternyata jasadnya masih utuh seperti yang diberitakan Al Qur’an.
Mungkinkah Nabi Muhammad SAW yang buta huruf itu bisa mengetahui hal tersebut padahal di dalam kitab Taurat dan Kitab Injil pun tidak ada di ceritakan ? Akal sehat yang jujur akan berkata bahwa Al Qur’an bukan karangan Nabi Muhammad SAW.
Bukti kedelapan.
Pada surat Yunus 10 : 15 Allah SWT menjelaskan bahwa cahaya matahari bersumber dari dirinya sendiri sedangkan cahaya bulan adalah pantulan.
Kiranya dari mana Nabi Muhammad SAW bisa tahu, padahal Dia buta huruf dan ilmu pengetahuan alam zaman itu belum menjangkau bahkan belum ada kajian keilmuan.
Bukti kesembilan.
Al Qur’an turun secara acak, kadang kala turun karena ada suatu peristiwa atau pertanyaan sahabat maupun orang kafir. Jadi tidak ada upaya penyusunan kalimat.
Kebanyakan ayat turun secara spontan dan disampaikan Nabi Muhammad SAW secara lisan. Namun yang terjadi sangat mencengangkan. Banyak terdapat keharmonisan yang diluar nalar manusia.
Dari hasil studi bertahun-tahun Syeikh Abdul Razzak Naufal, menemukan hal-hal menakjubkan yang kemudian dipaparkan dalam kitab yang Dia tulis dengan judul Mukjizat Al Qur’an al Karim :
Satu.
Terdapat keseimbangan kata dengan lawan katanya; Al-haya’ (hidup) dan Al-maut (mati) disebut bersamaan sebanyak 145 kali. Annaf (manfaat) dan mudorat disebut dalam jumlah yang sama 50 kali. Panas dan dingin 4 kali, kebaikan dan keburukan sebanyak 167 kali. Kufur dan Iman dalam bentuk kata indifinite masing-masing 17 kali dan lain-lain.
Dua.
Kata hari dalam bentuk tunggal berjumlah 365 (jumlah 1 tahun), kata hari dalam bentuk jamak berjumlah 30 kali penyebutan (angka satu bulan), Kata yang berarti bulan hanya disebut 12 kali menunjukkan jumlah setahun dan lain-lain.
Apakah semua ini kebetulan ?
Mudah-mudahan dengan keterangan sedehana ini, bisa meningkatkan kualitas iman dari haqqul yakin menjadi ainul yaqin : keyakinan yang sudah terbukti dan tidak bisa dibantah.
Dan degan Anda membagikan ilmu yang sangat penting ini agar diketahui banyak orang, semoga Anda terhitung telah melakukan amal jariah yang sangat penting dalam syiar Islam.
Barakallah li wa lakum, wassalamualaikum warahmatullahi wabarakaatuh. Allahumma Sholli ala Muhammad wa ala ali Muhammad. Merdekaa…!!!?
Anda harus log masuk untuk menerbitkan komentar.