Berita ini diberdayakan untuk medcom.id
Oleh; Ade Hapsari Lestarini

Wellington: Selandia Baru jatuh ke dalam jurang resesi pada kuartal II-2020. Ini merupakan rekor kemerosotan ekonomi terdalam karena negara itu harus bertempur melawan pandemi virus korona.
Layaknya negara-negara yang sudah terlebih dulu mengalami resesi, kondisi ini melumpuhkan aktivitas bisnis di Selandia Baru. Demikian tertuang dalam data resmi yang dirilis negara itu, dilansir dari The Star, Kamis, 17 September 2020.
Produk Domestik Bruto (PDB) terkontraksi 12,2 persen secara kuartal ke kuartal. Ini merupakan kontraksi kuartalan tertajam dalam sejarah Selandia Baru. Serta sebagian besar sejalan dengan perkiraan ekonom yang memprediksi penurunan sebesar 12,8 persen. Sementara PDB turun 12,4 persen tahun ke tahun.
Bank Sentral Selandia Baru atau Reserve Bank of New Zealand telah memperkirakan penurunan PDB triwulanan dan tahunan sebesar 14 persen dalam pernyataannya pada Agustus.
Pertumbuhan negara ini terhambat karena adanya penguncian (lockdown) akibat virus korona. Kegiatan ekonomi secara nasional dikunci pada April hingga pertengahan Mei, sehingga memaksa hampir semua orang untuk tinggal di rumah dan menutup bisnis mereka.
Data PDB mengonfirmasi ini adalah resesi terburuk di Selandia Baru, yang didefinisikan sebagai kontraksi dua kuartal berturut-turut, sejak 2010, dengan PDB pada Maret turun 1,6 persen.
Sebagai perbandingan, pertumbuhan ekonomi kuartal kedua di negara tetangga Australia yang memberlakukan lockdown covid-19 yang tidak terlalu ketat, turun tujuh persen. Sementara Amerika Serikat mencatat penurunan 9,1 persen.
Tetapi para ekonom mengatakan Selandia Baru akan pulih lebih cepat, sementara negara lain masih berjuang untuk menahan virus korona.
“Kami memperkirakan penurunan PDB yang memecahkan rekor pada Juni akan diikuti oleh kenaikan yang memecahkan rekor pada September,” kata Ekonom Senior Westpac, Michael Gordon.
Perdana Menteri Selandia Baru Jacinda Ardern, yang menghadapi pemilihan pada 17 Oktober, mengatakan keberhasilan dalam menekan virus secara lokal kemungkinan akan membantu prospek pemulihan ekonomi.
Perkiraan Kementerian Keuangan menunjukkan, saat Selandia Baru menghadapi covid-19 ini telah membantu mengurangi guncangan ekonomi jangka pendek, utang besar-besaran, dan gangguan berkelanjutan yang akan menunda pemulihan secara penuh.
Ekonom mengatakan data PDB akan berdampak kecil pada kebijakan bank sentral, yang diperkirakan akan menahan suku bunga pada rekor terendah ke posisi 0,25 persen pada pertemuan 23 September.
Anda harus log masuk untuk menerbitkan komentar.