Militer Hingga Jurnalis, Bantuan Rusia Untuk Belarus

Perdana Menteri Rusia Mikhail Mishustin

Berita ini diberdayakan untuk tempo.co
Oleh; Tempo.co

© Copyright (c) 2016 TEMPO.CO foto

TEMPO.CO, Jakarta – Pemerintah Belarus kian dekat dengan pemerintah Rusia di tengah konflik internal yang memanas di sana. Perkembangan terbaru, Perdana Menteri Rusia Mikhail Mishustin akan berkunjung ke Belarus untuk membahas hubungan kedua negara.

Menteri Luar Negeri Rusia, Sergei Lavrov, mengatakan kunjungan tersebut akan berlangsung Kamis ini waktu setempat. Adapun fokus pembicaraan akan lebih ke bagaimana merespon kecaman dan sanksi dari berbagai pihak yang dianggap memperburuk kondisi Belarus.

“Kami dengan mantap dan bermartabat akan membantu untuk merespon segala upaya untuk mengacaukan Belarus atau mengganggu hubungannya dengan Rusia,” ujar Lavrov, dikutip dari kantor berita Reuters, Kamis, 3 September 2020.

Sebagaimana diketahui, situasi di Belarus memanas sejak Presiden Alexander Lukashenko memenangkan pilpres untuk keenam kalinya. Menurut warga Belarus, Alexander Lukashenko telah bermain curang untuk mempertahankan jabatannya.

Ribuan warga Belarus turun ke jalan, menggelar unjuk rasa selama sepekan lebih, untuk mendesak pemilu ulang. Namun, Alexander Lukashenko bergeming. Ia meresponnya dengan menangkapi para demonstran dan memberikan tawaran power sharing.

Respon Alexander Lukashenko menimbulkan kecaman dari berbagai negara. Mereka mengutuk dan menghukum administrasi Lukashenko dengan sanksi. Negara-negara Baltik, misalnya, memberikan sanksi perjalanan. Contoh lain, Uni Eropa, memberikan sanksi finansial.

Di tengah berbagai kecaman itu, Rusia menjadi negara yang membela Belarus. Mereka memberikan berbagai dukungan mulai dari pasukan militer hingga meminta negara-negara tetangga untuk tidak ikut campur urusan Belarus. Menurut Rusia, kecaman terhadap Belarus malah bersifat destruktif.

Lavrov mengatakan, Rusia berkomitmen untuk mempertahankan hubungan baik dengan Belarus tersebut. Berbagai kerjasama lain pun sudah dipersiapkan kata ia. Salah satu contohnya, latihan militer bersama di Belarus. Contoh lain, mengirimkan kru televisi untuk mengisi kekosongan di media milik Pemerintah Belarus yang ditinggal aksi boikot karyawannya.

“Kami juga memandang (Belarus) tidak perlu merespon kelompok oposisi yang kian menonjol di tengah unjuk rasa warga,” ujar Lavrov, menyinggung oposisi pimpinan Svetlana Tsikhanouskaya.

ISTMAN MP | REUTERS

%d blogger menyukai ini: