Opini ini diberdayakan untuk kumparan.com
Oleh; Lentera Ramadhan
Tak terasa kita mulai memasuki penghujung bulan suci Ramadhan. Bermacam cara kita menutupnya. Mencari menu yang terbaik untuk hari Raya, membeli baju-baju baru untuk dipakai, dan hal lahiriah lainnya.
Allah SWT tentunya mencintai hamba-Nya yang tidak mementingkan kesenangan lahiriah semata dalam menjalankan hari-hari terakhir bulan Ramadhan.
Seperti kisah Rasulullah SAW berikut ini. Rasulullah justru menunjukkan kesedihan yang begitu mendalam saat akan berpisah dengan bulan penuh ampunan ini. Hal itu juga yang dirasakan oleh para sahabatnya.
Suatu ketika Rasulullah pernah berkata, “Apabila malam terakhir bulan Ramadhan tiba, maka menangislah langit, bumi, dan para malaikat karena musibah menimpa umat Muhammad SAW.”
Kemudian sahabat bertanya tentang musibah apa yang akan menimpa mereka.
Rasulullah SAW menjawab, “Perginya bulan Ramadhan, karena di bulan Ramadhan itu semua doa diijabah, semua sedekah diterima, semua kebaikan dilipatgandakan pahalanya dan siksa ditolak (dihentikan).” (Diriwayatkan dari Jabir).

Sementara itu, belum tentu kita akan dipertemukan kembali oleh bulan suci di hari berikutnya. Bahkan, dikatakan celaka bila tidak dapat memanfaatkan hari-hari Ramadhan dengan menimba pahala sebanyak-banyaknya, dan hanya mendapatkan lapar serta dahaga.
“Sekiranya umatku ini mengetahui apa-apa (kebaikan) di dalam bulan Ramadhan, niscaya mereka menginginkan agar tahun semuanya itu menjadi Ramadhan.” (HR Ibnu Abbas)
Anda harus log masuk untuk menerbitkan komentar.