Sulawesi Tenggara, Darurat Virus Corona?

Surat Terbuka

Editor; Laode Muhamad Arfan Nasiru

Kepada Yth: Kapolda Sultra di Tempat

Salam hormat dan salam kenal dari Saya – Ruslan Buton, salah seorang putra daerah Sulawesi Tenggara dan putra bangsa yang sangat peduli dan prihatin dengan keadaan bangsa saat ini – di tengah keresahan, kepanikan dan ketakutan warga menghadapi wabah virus Corona yang sudah berstatus Pandemi Covid-19 versi PBB.

@ Disediakan oleh Bandar Betoambari, Ruslan Buton. Photo; dok Panglima Serdadu Eks Trimatra Nusantara/timurmerdeka.com

Pemerintahan Ali Mazi pun mengambil langkah meliburkan sementara aktifitas sekolah, kantor, pusat keramaian, pusat perbelanjaan dan sebagainya – meskipun masyarakat dengan – sangat terpaksa mengikuti anjuran pemerintah untuk tidak beraktifitas dan bepergian.

Disudut lain, tidak sedikit jumlah masyarakat yang – tidak peduli dengan – anjuran Pemerintahan Ali Mazi tersebut – karena tuntutan kehidupan. Prinsip HIDUP ADALAH PILIHAN, Mereka terapkan – terutama masyarakat akar rumput atau tingkat bawah.

Mereka sadar, meskipun mengandung resiko yang sangat besar akan tetapi – mereka butuh makan untuk bisa bertahan hidup. Faktanya adalah kesulitan rakyat saat ini semakin terasa, dengan berbagai krisis yang melanda negeri ini.

Membanjirnya TKA Cina (Red – Video di Bandara HaluOleo) yang selalu di tutup-tutupi oleh para penjilat dan penghianat bangsa ini – yang memiliki banyak kepentingan, yang dibungkus dengan berbagai kemasan untuk meyakinkan – kalau tidak bisa dikatan menipu – seluruh rakyat Sulawesi Tenggara – agar semakin tersamarkan seakan TKA itu hanyalah para tenaga ahli yang usai mengurus visa di Jakarta (di Imigrasi Kendari juga bisa urus Visa).

Aneh bin goblok mungkin isi otak Saya ini, yang menduga keras – Muspida Sultra di bawah Komando sang Gubernur Ali Mazi menganggap – pandemi Covid-19 yang sudah meneror seluruh manusia di muka Bumi ini – bukan dan tidak berasal dari salah satu kota besar di Negeri Tirai Bambu China yaitu Kota Wuhan – sehingga membiarkan atau melakukan pembiaran terhadap WNA keluyuran sesuka hati di wilayah Sultra.

Video yang sudah viral beredar tentang kedatangan warga China sebanyak 49 orang di Bandara HaluOleo Kendari merupakan indikator kuat terhadap isi otak Saya tersebut. Aneh bin ajaib ternyata, sang pembuat dan penyebar video tersebut di tahan untuk selanjutnya dilakukan proses pemeriksaan oleh Polda Sultra – seakan apa yang dilakukannya adalah sebuah pelanggaran – yang sangat fatal.

Aroma kuat nan kental desain Polda dalam konteks ini – sangat terasa dengan indikator adanya video tandingan permohonan maaf – dengan latar belakang Direktorat Reskrimsus Polda Sultra yang diapit oleh dua orang pria yang tak jelas atributnya.

Kapolda Sultra yang saya hormati, Saya ingin mengajukan pertanyaan sebagai berikut:

  1. Pembuat dan penyebar video memberikan informasi penting pada publik sebagai bentuk antisipasi terhadap ancaman Virus Corona yang sudah menjadi Pandemi itu ?
  2. Berapa kerugian negara akibat kreatifitas pembuat dan penyebar video di Bandara HaluOleo dibanding ancaman terhadap rakyat Sultra jika TKA itu ternyata membawa virus Corona yang mematikan itu ?
  3. Jika disuatu saat terbukti TKA itu menyebarkan virus Corona di Sultra, tanggung jawab seperti apakah yang dapat anda lakukan dan tunjukan ?
  4. Kemenkumham Sultra menyangkal statemen Anda di sejumlah media yang mengatakan jika kedatangan 49 orang warga China seperti dalam video itu, merupakan kebohongan publik atau berita hoax ?
  5. Sebenarnya 49 orang China itu dari mana dan mau ke mana ?
    6.Apakah mereka tercatat dan terpantau oleh Kementerian Kesehatan RI ?

Saudara Kapolda yang terhormat;

Jika anda berjiwa besar dan menyadari pernyataan anda keliru – apalagi menyatakan mengundurkan diri dari jabatan Anda – sebagai bentuk tanggung jawab – tentu Saya akan mengapresiasinya karena anda telah bersikap kesatria.

Meski demikian, karena Negara ini adalah negara hukum maka Anda – pantas menjalani proses hukum karena anda telah menyebarkan berita hoax.

Saya juga berharap bila sang penyebar video 49 warga China masih di tahan dalam rangka menjalani proses pemeriksaan di Polda Sultra – agar segera Anda bebaskan tanpa syarat. Bahkan bila perlu kepadanya diberi penghargaan karena sesungguhnya Dia adalah seorang pahlawan yang hanya ingin menyelamatkan orang banyak dari virus Corona.

@ Disediakan oleh Bandar Betoambari, Ruslan Buton, Photo; dok Panglima Serdadu Eks Trimatra Nusantara/timurmerdeka.com

Dan yang paling penting adalah kedaulatan negara terkait dengan kedatangan TKA China secara terus menerus di berbagai penjuru negeri ini – akan menjadi ancaman fatal dengan alasan apapun yang tidak perlu didiskusikan.

Saya sangat miris dan prihatin, pejabat setingkat Kapolda menerima informasi yang belum tentu kebenarannya – sudah berani mengeluarkan pernyataaan yang tidak up to date. Secara paralel hal itu dilakukan juga oleh Gubernur Ali Mazi – menyalahkan pembuat dan penyebar video 49 TKA China di bandara HaluOleo.

Menurut Ali Mazi, seharusnya tidak di sebarkan namun dilaporkan kepada pihak berwajib. Pertanyaan saya kapan dan di mana pemerintah termasuk petugas terkait memproses TKA China yang membanjiri berbagai daerah di Republik ini ?

Itulah salah satu alasan rakyat yang peduli kedaulatan bangsanya, melakukan tindakan penyelamatan bangsa dengan cara menyebar berita yang sekiranya – nyata menjadi ancaman, baik kesehatan secara global maupun kedaulatan negara.

Semoga ini menjadi pembelajaran penting untuk para pejabat publik lainnya baik pusat maupun daerah sehingga tidak menambah kegaduhan dan keresahan ditengah masyarakat. Secara pribadi saya berpesan kepada seluruh pejabat publik jadilah pejabat yang amanah, jangan pernah ada niat sekecil apapun untuk menghianati rakyat, bangsa dan negara hanya demi mempertahankan pangkat, karir dan jabatan.

Saya mengajak kepada seluruh warga negara yang peduli terhadap bangsa ini – jangan pernah melakukan tindakan provokatif atau menyebar berita hoax. Namun jangan pernah takut menyuarakan kebenaran apalagi terkait kepentingan bangsa secara luas dan tentunya kedaulatan bangsa dan negara adalah harga mati.

@ Disediakan oleh Bandar Betoambari, Ruslan Buton. Photo; dok Panglima Serdadu Eks Trimatra Nusantara/timurmerdeka.com

Demikian surat terbuka ini, Saya buat sebagai bentuk kepedulian sekaligus keprihatinan terhadap perlakuan para pejabat dan penegak hukum – yang selalu tidak pernah adil terutama terhada rakyat jelata yang setia membayar pajak dan selalu memberikan suaranya saat pemilu atau Pilkada.

Meskipun nyawa adalah taruhannya, tapi setidaknya sejarah akan mencatat bahwa Anda semua bukanlah – penghianat bangsa tetapi kesatria sejati yang pernah di miliki bangsa ini. Allahu Akbar…!!! Merdekaa…!!! Allahu Akbar…!!!

Bandung, 17 Maret 2020.
Panglima Serdadu
Eks Trimatra Nusantara

T T D

Ruslan Buton

%d blogger menyukai ini: