Reporter; Mohammad Fadlullah
Editor: LM Amirul Nasiru
Timurmerdeka.com – Sendang Duwur. Pengurus ranting Nahdlatul Ulama (NU) Desa Sendang Duwur (11/03), menggelar upacara di halaman makam Sunan Sendang dalam rangka merayakan hari lahir (harlah) ke-94.

Upacara yang digelar sederhana itu, selain dihadiri sejumlah tokoh masyarakat dari berbagai elemen ternyata dihadiri juga oleh Rais Syuriah Pengurus Cabang Nahdlatul Ulama (PCNU) KH. Salim Azhar.

Serangkaian acara dalam upacara harlah ini adalah tasyakuran yang dihelat pada pukul 08.00 WIB di halaman makam Raden Noer Rochmad – Sunan Sendang.
Dalam upacara yang berlangsung dengan khidmat itu pembina upacara KH. Ansori Nawawi, mengajak kepada seluruh peserta upacara umumnya warga NU untuk datang dan bersama-sama tabarrukan pada Harlah NU ini.

KH. Ansori Nawawi, menyatakan bahwa Harlah tahun ini mengusung tema Meneguhkan Kemandirian NU bagi Peradaban Dunia. Kemandirian yang dimaksud bukan hanya tentang ekonomi, melainkan juga dalam bidang sosial, politik dan lainnya.

Menurutnya, jika kemandirian bisa dilakukan secara optimal maka akan mengurangi beban pemerintah.
“Kemandirian itu bukan berarti kita berhadapan dengan pemerintah tetapi bagaimana mengeksploitasi di dalam NU. Semangat kemandirian adalah memperkuat keberadaan pemerintah dalam melaksanakan pembangunan nasional,” kata KH. Ansori Nawawi.
Secara terpisah, KH. Salim Azhar, Rais Syuriah PCNU Lamongan dalam sambutannya; “Fatayat, Muslimat, Ansor, Ipnu-Ipnu itu semua adalah badan otonom (BANOM) Nahdlatul Ulama. Jadi tugasnya banom adalah mengikuti dan mendukung seluruh kegiatan Nahdlatul Ulama, memperkuat keberadaan pemerintah dalam melaksanakan pembangunan nasional.”
“Warga NU itu harus bangga kepada Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945 (UUD 45). Sebab salah satu pencetus Pancasila yaitu KH. Wahid Hasyim adalah putera dari KH. Hasyim Asari yang sekaligus orang tua presiden RI ke-4 KH. Abdurrahman Wahid”.

“Pada alenia akhir di dalam UUD 45 yaitu pancasila, sedangkan semua sila-sila yang ada – tidak bertentangan dengan Al Qur’an dan Hadist. Dan warga NU harus tahu bahwa Pancasila itu – tidak ada yang menyimpang dari ajaran agama Islam”.
Untuk diketahui publik dan seluruh umat Islam bahwa NU itu, lahir pada 31 Januari 1926 silam di Surabaya, Jawa Timur. Oleh karena tanggal tersebut bertepatan dengan 16 Rajab 1344 maka selain memperingati Harlah versi masehi, Harlah NU juga alan diperingati dalam versi hijriah, yaitu pada setiap 16 Rajab.(***)
Anda harus log masuk untuk menerbitkan komentar.