Berita ini diberdayakan untuk kumparan.com
Oleh; kumparanNEWS

Jumlah penderita dan pasien meninggal akibat virus corona atau COVID-19 di Iran meningkat dalam waktu singkat. Bahkan pasiennya adalah para pejabat tinggi negara, termasuk wakil presiden. Tingkat kematian di Iran akibat virus ini disebut yang tertinggi di dunia.
Diberitakan Reuters, Jumat (28/2), tingkat kematian virus corona di Iran mencapai 10 persen, dibandingkan dengan negara-negara lain yang hanya sekitar 3 persen. Sampai berita ini diturunkan, sudah 26 orang meninggal dunia di Iran, jumlah penderita mencapai 245 orang.
Padahal kasus pertama yang tercatat di Iran baru muncul pada 19 Februari lalu. Virus corona sendiri telah mewabah di China sejak Desember 2019.

Menurut Mike Ryan, kepala program darurat medis di Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), virus corona menyebar pesat karena Iran sebelumnya tidak bisa mendeteksi penyakit ini. Dia juga menduga, infeksi virus corona di Iran bisa lebih luas lagi.
Kasus-kasus virus corona yang terdeteksi saat ini di Iran, kata Ryan, adalah kasus-kasus berat. Di masa mendatang, Ryan memprediksi akan muncul pada penderita virus corona dengan kasus-kasus ringan.
“Saya tidak mencurigai hal ini berhubungan dengan penanganan klinis, tapi lebih kepada pengawasan,” kata Ryan.

Di antara yang tertular COVID-19 adalah para pejabat, seperti Wakil Presiden untuk perempuan dan urusan keluarga Iran Masoumen Ebtekar dan Wakil Menteri Menteri Kesehatan Iraj Harirchi.
Kementerian Luar Negeri Iran mengatakan mereka akan mendatangkan 20 ribu alat pendeteksi virus corona dari China dan beberapa material medis lainnya pada Jumat ini. Dengan alat deteksi yang tepat, dikhawatirkan jumlah penderita akan semakin bertambah.
Anda harus log masuk untuk menerbitkan komentar.